Gubernur DKI Jakarta ke-16 | |
---|---|
Petahana | |
Mulai menjabat 15 Oktober 2012 |
|
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil | Basuki Tjahaja Purnama |
Didahului oleh | Fauzi Bowo Fadjar Panjaitan (Pelaksana Tugas)[1] |
Wali Kota Surakarta ke-16 | |
Masa jabatan 28 Juli 2005 – 1 Oktober 2012 |
|
Penguasa monarki | Pakubuwana XIII |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Gubernur | Mardiyanto Ali Mufiz Bibit Waluyo |
Wakil | F.X. Hadi Rudyatmo |
Didahului oleh | Slamet Suryanto |
Digantikan oleh | F.X. Hadi Rudyatmo |
Informasi pribadi | |
Lahir | 21 Juni 1961 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |
Suami/istri | Ny. Hj. Iriana |
Anak | Gibran Rakabuming Raka[2] Kahiyang Ayu[3] Kaesang Pangarep[3] |
Alma mater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | Pengusaha |
Agama | Islam |
Walaupun pada masa kecilnya pernah tergusur sebanyak tiga kali,[6] ia mampu diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan setelah lulus berhasil menjadi pengusaha furnitur.[6] Setelah itu, karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.[7] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik.[8] Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan,[9] berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,[10] dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.[10] Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang "memanusiakan manusia".[11] Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan suara melebihi 90%.[12] Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.[5]
Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "baru" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.[13] Ia akan menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2017. Selama menjabat sebagai gubernur, ia melancarkan berbagai program seperti Kartu Jakarta Sehat,[14] Kartu Jakarta Pintar,[15] lelang jabatan,[16] pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT) dan Monorel,[17][18] pengembalian fungsi waduk dan sungai,[19] serta penyediaan ruang terbuka hijau.[20]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya melambung tinggi dan ia terus menjadi sorotan media.[21][22] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[23] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan bahwa nama Jokowi terus diunggulkan.[24] Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan Calon Presiden PDI-P sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014.[25] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi telah menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden dari PDI-P, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.[26]
No comments:
Post a Comment